Showing posts with label Artikel Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Artikel Pendidikan. Show all posts

8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Admin 10:20 AM Add Comment

Standar Kompetensi Lulusan

Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Standar Isi
~ Kerangka dasardan struktur kurikulum.
~ Beban belajar.
~ Kurikulum tingkat satuan pendidikan.
~ Kalender pendidikan / akademik

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmanai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Standar Proses

Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Standar Sarana dan Prasarana

Persyaratan minimal tentang sarana :

Perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, BHP.

Persyaratan minimal tentang prasarana

R. kelas, R. pimpinan satuan pendidikan, R. pendidik, R. tata usaha, R. perpustakaan, R. laboratorium, R. bengkel kerja, R. unit produksi, R. kantin, instalasi dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi.

Standar Pembiayaan (Biaya Investasi, Biaya Personal, Biaya Operasi)

Persyaratan minimal tentang biaya investasi :

Meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

Persyaratan minimal tentang biaya personal :

Meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Persyaratan minimal tentang biaya operasi meliputi :

~ gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,

~ bahan atau peralatan pendidik habis pakai, dan

~ biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, ir, jasa telekomunikasi, pemeliharaan

sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan oleh Satuan Pendidikan, Pemda, dan Pemerintah.

Dikdasmen :

Menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Dikti :

Menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian

Standar Penilaian Pendidikan

Standar Penilaian Pendidikan merupakan standar nasional penilaian pendidikan tentang mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Cara Guru Mengajar VS. Sosial Media

Admin 1:38 PM 1 Comment
Ada suasana yang menghangatkan pagi itu diantara rintik hujan pagi yang sebenarnya kurang menggairahkan tanpa secangkir copi hitam (kopi hitam), ketika seorang teman bercerita kilas  balik, bawah ngajar sekarang sebenarnya tidak perlu repot membawa buku kedalam kelas, cukup  membawa handphone saja!!! ahhh??? aku sedikit terkecang tanpa memberikan sedikit komentar  karena yakin dia pasti akan memberikan ulasan lengkap tentang awal pembicaraan yang baru saja diungkapkan.

Sesaat aku mencuri pikir ( sambil titip minta dipesankan kopi hitam di warung kopersi) , bagaimana kalo anak-anak yang membawa handphone ke sekolah dan tidak usah membawa buku paket/text buku/buku pelajaran dan LKS? karena sebanarnya di sekolah sudah ada akses internet, sudah ada hotspot dengan jangkauan luas,namun masih ada peraturan untuk tidak membawa handphone ke sekolah dan aturan Wajib Laporan bagi siswa yang membawa laptop/netbook  dan tablet?? hihkkkhhkk, mules dech...

"yac... sekarang hampir semua bahan mengajar bisa didapat dari handphone ini, tinggal masuk ke google, terus ketik apa yang moe dicari dan bret... bret.... muncul artikel materi yang  ingin kita ketahui... ungkapnya semangat sambil pemperlihatkan harga handphone yang cuma 300rb an. Pas seperti yang aku prediksi.  Bisa jadi memang untuk memberikan materi ajar di dalam kelas tidak harus menenteng buku  referensi yang banyak, cukup dengan satu tool, yakni handphone! karena sumber informasi dari  handphone, dengan bundle applikasi seperti google, yahoo, bing,you tube , ect. sudah bisa  didapatkan hanya dengan harga 300rb an. sesuatu (bukan ikutan ah) tidak didapatkan oleh  rekan-rekan guru yang sudah mengajar di atas 20 tahunan waktu sekolah. sesuatu penomena yang  memberikan warna lain dunia pendidikan.

Lebih jauh, belakang istilah sosial media dan guru kreatif mulai bermunculan dan rame-rame  mengusung slogan baru di ruang kelas klasik bahwa guru yang tidak memanfaatkan teknologi dan   internet  plus sosial media yang ada didalamnya adalah guru yang GAPTEK, Tidak Kreatif,  Guru jadul, bahkan klaim baru adalah guru bukan mengajar, tetapi belajar- I'm not teaching  but learning!! yac... slogan dan pengakuan yang masuk akal.

Cerita kawan tentang everything on the Internet, mewakili naluri seorang guru untuk dapat mengimplimentasikan penggunaan teknologi di bidang pendidikan, mengajar yang dulu amat menoton, seperti guru yang koar-koar, dan murid harus mendengarkan, ngak boleh ngobrol, harus "pura-pura" serius belajar, guru mengharuskan menyalin tulisan yang ada dipapan tulis, kemudian diperiksa adalah contoh model pengajaran yang akan, dan harus ditinggalkan. Sekarang jamannya Sosial Media-  didefiniskan oleh wikipedia sebagai sebuah media online, dengan para  penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

Murid sekarang sudah tidak kalah semalam dengan pa Guru atau bu guru, dengan catatan ketika guru akan mengakhir jam mengajar, menyampaikan materi apa yang diberikan untuk pertemuan mendatang, bahkan jika lupa, guru dan siswa masih bisa saling  memberi  dan meminta lewat tulisan di blog, memposting status lewat jejaring sosial adalah satu dari sekian hal yang bisa dilakukan lewat sosial media.

Tapi celakanya, ketika sosial media sudah menjadi bagian yang lumrah,maka batas antara guru dan siswa akan luntur, tidak ada privasi, semua saling tahu, lah.... terus harus gimana????


walah.... kopinya da datang. ngopi dulu ah.... entar bersambung, meski tulisan ini ngak tuntung arah, tapi mudah-mudahan bisa menginsirasi untuk memacu diri memperbaiki diri, mengajar dan  menggali informasi terkini lewat sosial media